Rabu, 22 Juli 2020

" Masalah pribadi jangan dibawa ke kantor dong ! "

Ada pepatah mengatakan "Tua pasti, Dewasa pilihan"

Namun apa pernah kita memikirkan bagaimana cara dewasa?  Laa wong kita adem ayem saja menerima takdir Tuhan, Memang dianjurkan pasrah tapi masa mau gini gini terus? Oke

Beberapa sikap memang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial namun yg paling pertama menyentuh kita adalah keluarga. Disitu faktor pertama pembentukan mental dan sikap kita. Menentukan karakteristik hidup kita. 

Barusan saya berselancar sambil lonjoran seperti orang normal lainnya jaman ini,  scroll jempol di instagram. Saya menemukan postingan tirto.id yg menyinggung soal toxic family. 
Isinya monohok kata si mas.. 
Tau gak, di dalam keluarga seringkali kita menemukan salah satu orang yang dibilang mmm kacau,  apa apa karna si ini si itu, gaboleh, gabaik,  dan nyaris 90 persen yg dikatakannya negatif. Yg paling parah mendikte kita sampai semua hal yg akan kita lakukan harus mengikuti cara dia. 

Apa yg kalian pikirkan saat menghadapi salah satu anggota keluarga yg seperti itu? Ah sudahlah maklum, turutin aja lah dari pada pusing. pasti jawabannya maklum.  
Sebetulnya dari kata maklum tersebut kita mensave perkataan perkataan orang toxic tersebut dan akhirnya kita tiba pada karakter yg memang negatif. 

Seperti.. 
Anak pendiam pemurung cenderung terlalu banyak tekanan atas anggota keluarganya. 

Ini permasalahan kecil namun sering terjadi. 
Mohon maaf saya bukan dari bagian psikolog,  namun saya baper sekali maaf. Ini tidak boleh dibiarkan. 

Lantas solusinya apa? 

Saya belum menemukan solusi,  tetapi kali ini pikiran saya masih berputar. 
Solusi pertama mungkin kita mengacuhkannya,
Kedua bisa menghindari percakapan sensitif atau negatif, 
Ketiga, gak usah banyak interaksi dengan orang toxic. 
Keempat pergi jauh jauh, 
Kelima nanti saya pikir lagi. 

Dari banyak sumber curhat kawan kawan saya juga mengalami hal tersebut, jawabannya serentak "ya mau gimana lagi orang dia keluarga kita kok,  meski begitu ya maklum sajalah"

Fix,  anggota keluarga kita toxic tapi kita rangkul dan ingatkan. 

Bagaimana pengaruhnya di dunia kerja dan sosial lainnya? 

Sebuah pemahaman seseorang saat ini ke pemahaman selanjutnya itu mirip efek domino, dimana pada suatu kondisi lepas dari keluarga dan memulai bersosial atau pekerjaan,  ia akan membawa sikap dan emosional yg dimilikinya. 

Barangkali ada beberapa bidang yang tidak cocok untuk diikuti semisal menjadi pembicara atau leader lainnya pada suatu perusahaan bila dalam history keluarganya banyak menemukan intimidasi mental.

Peran HRD perusahaan dalam melihat potensi karyawan?

Diperusahaan sendiri terdapat divisi khusus dalam memilih SDM nya yg disebut Human Resource Development, peran beliau bisa dibilang lebih ke analisis kondisi sosial karyawan sendiri. Seharusnya seorang HRD bisa membaca gerak gerik psikologis seorang karyawan, kemampuan dan destraksinya. Sehingga dari analisis tersebut bisa dijadikan nilai benefit bagi perusahaan. Ukurannya potensi, nilai kontribusi dan loyalitas. 

Jangan sampai karyawan terlunta lunta dengan sikap dan potensinya sedangkan perusahaan hanya memikirkan benefitnya saja. Jangan salahkan karyawan banyak mengeluh,  sisi psikologis mereka kena. Toh lebih baik bila HRD bisa membantu mengembangkan SDM,  bermanfaat bagi perusahaan dan karyawan karyawannya bahagia secara psikis. 

Itu saja kali ini,  saya cuma menuangkan aspirasi keprihatinan saya saja. Semoga pekerjaan ringan rejeki lancar.  Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar