a. Putaran Mesin/RPM:
dimanfaatkan untuk mendeteksi putaran idle sebelum dilakukan akselerasi. Juga
diguna-kan untuk mendeteksi putaran tertinggi yang bisa dicapai oleh mesin.
b. Temperatur Mesin (oC): untuk
memastikan bahwa mesin telah mencapai suhu normal kerja (80oC)
sehingga diperlukan indikator temperatur ini. Sensor temperatur dimasukkan ke
dalam minyak pelumas melalui lubang dipstick.
c. Opasitas:
kemampuan asap meredam cahaya disebut dengan opasitas atau kepekatan asap.
Komponen ini digunakan sebagai indikasi kadar racun partikulkat dalam gas
buang. Opasitas juga digunakan sebagai bahan untuk analisis kondisi proses
pembakaran di dalam mesin.
d. Temperatur
gas buang (oC): gas buang mesin yang bekerja dengan kondisi normal
pada temperatur kerja normal, akan didapatkan suhu gas buang tertentu (setiap
kendaraan mempunyai spesifikasi berbeda, lihat manual data).
Suhu gas buang yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah, menandakan bahwa kinerja mesin dalam keadaan yang tidak baik
atau tidak normal.
e. Tekanan gas buang (Bar): kondisi mesin normal
dan pipa knalpot yang standar, menghasilkan tekanan gas buang yang tertentu
tingginya. Kondisi pipa knalpot yang bocor mengurangi tekanan yang terukur
dalam alat ukur. Demikian pula ketika knalpot mampet, tekanan gas buang akan
terukur rendah. Namun, sebaliknya, knalpot yang tidak ada peredaman
menghasilkan tekanan tinggi. Hal lain yang bermanfaat dapat membedakan masalah
asap hitam yang disebabkan oleh injeksi bahan bakar yang salah atau tekanan
kompresi yang sudah tidak maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar