Jumat, 02 Desember 2011

UJI EMISI ENGINE DIESEL


a.     Putaran Mesin/RPM: dimanfaatkan untuk mendeteksi putaran idle sebelum dilakukan akselerasi. Juga diguna-kan untuk mendeteksi putaran tertinggi yang bisa dicapai oleh mesin.
b.   Temperatur Mesin (oC): untuk memastikan bahwa mesin telah mencapai suhu normal kerja (80oC) sehingga diperlukan indikator temperatur ini. Sensor temperatur dimasukkan ke dalam minyak pelumas melalui lubang dipstick.

c.      Opasitas: kemampuan asap meredam cahaya disebut dengan opasitas atau kepekatan asap. Komponen ini digunakan sebagai indikasi kadar racun partikulkat dalam gas buang. Opasitas juga digunakan sebagai bahan untuk analisis kondisi proses pembakaran di dalam mesin.
d.     Temperatur gas buang (oC): gas buang mesin yang bekerja dengan kondisi normal pada temperatur kerja normal, akan didapatkan suhu gas buang tertentu (setiap kendaraan mempunyai spesifikasi berbeda, lihat manual data).
Suhu gas buang yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, menandakan bahwa kinerja mesin dalam keadaan yang tidak baik atau tidak normal.


e.   Tekanan gas buang (Bar): kondisi mesin normal dan pipa knalpot yang standar, menghasilkan tekanan gas buang yang tertentu tingginya. Kondisi pipa knalpot yang bocor mengurangi tekanan yang terukur dalam alat ukur. Demikian pula ketika knalpot mampet, tekanan gas buang akan terukur rendah. Namun, sebaliknya, knalpot yang tidak ada peredaman menghasilkan tekanan tinggi. Hal lain yang bermanfaat dapat membedakan masalah asap hitam yang disebabkan oleh injeksi bahan bakar yang salah atau tekanan kompresi yang sudah tidak maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar